Keanekaragaman
budaya merupakan salah satu aset Indonesia yang dikagumi oleh dunia
bahkan beberapa di antaranya sudah masuk sebagai warisan budaya dunia
yang diakui dan tercatat di badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan dan Pendidikan (UNESCO).Wayang,
keris, batik dan angklung telah diakui badan tersebut sebagai salah satu
warisan budaya atau Representative List of Intangible Cultural
Heritage. Sementara Candi Prambanan, Candi Borobudur, situs Manusia
Purba Sangiran, Taman Hutan Tropis Sumatera, Taman Nasional Ujungkulon,
Taman Nasional Komodo, dan Taman Nasional Lorentz mendapat bantuan untuk
perawatannya dari UNESCO.
Tuesday, December 13, 2011
Wednesday, December 7, 2011
Keris
antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu guratan-guratan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik.
Pada masa lalu keris berfungsi sebagai senjata dalam duel/peperangan[1], sekaligus sebagai benda pelengkap sesajian. Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya.
Ritual Ruwatan
Dalam masyarakat Jawa, ritual ruwat dibedakan dalam tiga golongan besar yaitu :
1. Ritual ruwat untuk diri sendiri.
2. Ritual ruwat untuk lingkungan.
2. Ritual ruwat untuk wilayah.
Dalam masyarakat Jawa, ruwatan memiliki ketergantungan pada siapa yang akan melaksanakan. Jika ruwatan dilakukan oleh orang yang memang memiliki kemampuan ekonomi yang memadai, maka biasanya dilakukan secara besar-besaran yaitu dengan mengadakan pagelaran pewayangan. Pagelaran pewayangan ini berbeda dengan pagelaran yang pada umumnya dilakukan. Pagelaran pewayangan dilakukan pada siang hari dan khusus dilakukan oleh dalang ruwat.
Subscribe to:
Posts (Atom)